Wind Controller pertama yang dimainkan adalah
Lyricon yang muncul pada era 1970-an. Beberapa bagian pada Lyricon inilah yang kini dijadikan standar bagi
Wind Controller hingga saat ini. Seperti, fingering yang menyerupai saxophone, kemampuan untuk menafsirkan dinamika pernafasan pemain, dan tekanan dari mulut pamain.
Pada dasarnya, cara kerja dari
Wind Controller adalah dengan merubah sinyal-sinyal dari sensor-sensor yang ada (seperti: tekanan nafas, tekanan gigitan, tekanan jari, dll) menjadi suatu pesan digital yang pada akhirnya digunakan untuk mengontrol perangkat internal atau eksternal seperti analog synthesizer, softsynths, squerencer, atau bahkan pencahayaan LED yang ada pada
Wind Controller tersebut.
Oktaf-oktaf pada yang dihasilkan oleh alat musik elektrik ini dapat melebihi oktaf yang bisa dihasilkan oleh alat musik tiup biasa. Selain itu,
Wind Controller juga dapat men-
transpose nada yang dihasilkan. Jadi, seseorang dapat memainkan musik bernada dasar D dengan menekan key yang sama pada nada dasar C. Suara yang dihasilkanpun beragam, tidak hanya terbatas pada suara-suara dari alat musik tiup, tetapi juga dapat menghasilkan suara piano, biola, organ, atau bahkan suara
choir.
Yamaha WX
Dewasa ini,
Wind Controller yang paling sering dimainkan berasal dari seri
Yamaha WX dan
Akai EWI. Keduanya sama-sama telah menggunakan teknologi digital. Tetapi, perbedaannya adalah terletak pada model
key-nya. Pada seri Yamaha MX, key-key pada
Wind Controller dapat bergerak seperti halnya yang ada pada flute atau saxophone. Namun, pada seri Akai EWI key-key tersebut hanya berupa tombol-tombol tidak bergerak yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap sentuhan pemain.
Berikut salah satu link video youtube
Wind Controller yang saya temukan [link]